← Back Published on

A Million Thoughts #2 - You Want, You Learn, You Can.

Ini adalah eps. #2 of A Million Thoughts, tentang bagaimana saya melalui titik terberat pada tahun 2012 dahulu secara singkat. 

“Enak ya hidupnya mulus-mulus aja”

“Enak ya sekarang udah kerja”

“Enak bangeet hidupnyaa”

Namanya netijen, cuma liat sisi bahagianya orang, padahal di belakangnya… hm berasa ditusuk-tusuk, dibanting-banting.

Banyak hal yang tidak kalian tau dari perjuangan seseorang untuk bisa melihatkan ‘sisi bahagianya’.

Perjuangan saya belum seberapa dibanding teman-teman yang lain. Tapi saya meng-highlight pada  ‘kesuksesan orang lain yang anda lihat itu adalah hasil perjuangan dan jerih payah untuk melalui titik terberatnya’.

Saya akan bercerita dari 8 tahun ke belakang.

Pada tahun 2012, tepatnya pada saat kelulusan SMP, saya memiliki keinginan untuk masuk di SMA Negeri di kota asal saya, yaitu SMAN 1 Bandar Lampung. Jujur, pada saat SMP memang saya adalah anak yang tidak belajar—saya sangat menyesali itu—tapi anehnya masih bisa dapat ranking 10 besar kelas 9 hahaha. Saat waktu ujian PPDB SMA tiba, jengg jengg... saya tidak lulus. Singkat ceritanya begitu.

Kemudian, di hari yang sama saya mencoba mencari sekolah lain yang masih membuka PPDB. Pada saat itu, yang saya pikirkan adalah mencari 'sekolah sementara'. Sekolah sementara biasanya adalah sekolah yang tidak menjadi favorit atau tidak terkenal. Iya, di kota saya banyak yang memakai jalan pintas seperti itu jika tidak masuk SMA Negeri. Biasanya, hanya menyelesaikan satu atau dua semester saja di 'sekolah sementara' tersebut kemudian pindah.

Pada saat itu saya merasa sangat mengecewakan orang tua, saya malu dengan teman-teman yang lain, saya tidak percaya diri, saya menutup diri dari lingkungan pertemanan saya. Tbh, awalnya saya juga malu untuk sekolah di 'sekolah sementara' saya pada saat itu. Sejak awal, saya sudah mengingatkan ke ibu saya kalau saya mau pindah setelah menyelesaikan satu atau dua semester di sekolah ini dan ibu saya menyetujui keinginan tersebut.

Singkat cerita, saya mulai menduduki bangku SMA di ‘sekolah sementara’ tersebut dengan teman-teman asing yang belum pernah saya temui sebelumnya. Di sana, saya banyak berubah, mulai dari penampilan hingga kepribadian. Saya menjadi mantap berjilbab dan rajin belajar. Saya menempati kelas unggulan dengan suasana persaingan sangat tinggi. Guru-guru di sana juga kompeten, teman-teman dikelas kompetitif & supportif, saya jadi tidak banyak main, hmm pada saat itu saya mulai menikmati proses saya berprogress di ‘sekolah sementara’.

Tidak terasa satu semester berlalu, sepertinya ibu saya ngeh kalau saya jadi banyak berubah di sekolah ini. Ibu saya menanyakan ‘bagaimana rasanya sekolah di sini?’ Kalau bisa sih terusin aja sampai selesai. 3 tahun ini gak lama, gak berasa. Kamu harus bisa balas dendam. Belajar yang rajin biar bisa masuk PTN favorit.’ Kata-kata itu selalu saya ingat. Setelah saya pikir-pikir, 3 tahun adalah waktu yang singkat dan untuk pindah sekolah juga harus bayar mahal, ah kasihan orang tua saya. Saya sudah mengecewakan tidak bisa masuk Negeri, berani-beraninya saya menghabiskan duit untuk pindah. Saya juga berpikir kalau sekolah ini udah banyak buat saya berubah. Saya jadi banyak belajar agama, gak banyak main, dan jadi mikirin ke depannya saya mau jadi apa. Oke, saya menetapkan untuk MAU melanjutkan di ‘sekolah sementara’ saya hingga lulus. Hehe.

Sudah ditahun ketiga, tepatnya tahun 2015. Pikiran saat itu adalah, kemana saya akan melanjutkan pendidikan.. dan setelah banyak pemikiran dan pertimbangan, saya memilih untuk daftar di kampus favorit, Institut Pertanian Bogor. Siapa yang gak tau IPB? Kampus terpandang wkwk. Dari hasil nilai rata-rata rapor, saya sih PD buat daftar jalur SNMPTN. Saya juga BANYAK BELAJAR sejak awal masuk biar bisa bertahan di kelas unggulan. Kamu ranking 10 di kelas unggulan, bisa jadi ranking 1 di kelas yang lain. Itu yang buat saya termotivasi untuk tetap bertahan di kelas unggulan dan supaya bisa dongkrak nilai rapor untuk SNMPTN hoho.

Pas sudah daftar SNMPTN di IPB, saya pernah mikir ‘apa IPB takdir saya? Saya penasaran dengan takdir sayaaa’. Jengg jengg... Waktu pengumuman tiba. Saya buka website SNMPTN. Belum lihat tulisan-tulisan, baru liat ada warna hijau, udah langsung netes air mata. YES! I got it! Saya lolos SNMPTN di jurusan Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. Nangis haru dan sedih bakal ninggalin keluarga :’) yang tak pernah terbayang untuk meninggalkan mereka 4 tahun lamanya. Tapi, saya bersyukur.

Ohiya, jadi nama ‘sekolah sementara’ saya itu adalah MAN 2 Bandar Lampung. And, I wanna say thank you for all the teachers and friends yang sudah bantu saya berubah & mewujudkan salah satu mimpi saya untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

Katanya singkat, tapi kok panjang yaa eps #2 kali ini.... ?

Intinya adalah apapun keinginan/masa tersulit kalian, cobalah selesaikan dengan cara terbaik kalian. Tuhan akan menilainya & pasti mempermudah jalan ke depannya. Selagi ada keinginan, usaha, dan berdoa, pasti hasil akan mengikuti.

“Setiap ada kesusahan pasti ada kemudahan.”


Semangat berprogress!!!